Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Produksi Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Lokal Nonbenda

Produksi Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Lokal Nonbenda
Produksi Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Lokal Nonbenda.

Bagaimana langkah-langkah produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal nonbenda? Simak penjelasan berikut dengan seksama!

1. Perencanaan Awal Produksi

a. Menemukan Ide

Ide dapat muncul dari berbagai sumber. Sebuah ide bisa muncul dengan tidak ada urutannya serta tidak lengkap, tetapi bisa juga muncul secara utuh. Sebagai contoh, salah satu dari teman Anda bisa saja mempunyai ide tentang suatu bentuk unik yang akan diciptakan. Ide bentuk tersebut akan menuntut anda untuk memikirkan teknik apa yang cocok digunakan serta produk apa yang tepat untuk bentuk tersebut. Salah satu dari teman Anda juga bisa saja menemukan ide atau bayangan tentang sebuah produk yang ingin dibuatnya, material, proses, dan alat yang akan digunakan secara utuh.

b. Membuat Gambar/Sketsa

Bermacam ide produk, rencana atau rancangan dari produk kerajinan digambarkan atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak menjadi berwujud. Ide-ide rancangan dapat dilukiskan pada sebuah buku atau lembaran kertas menggunakan pensil, spidol, atau bolpoin dan sebaiknya menghindari penggunaan penghapus. Tariklah garis tipis-tipis dahulu. Jika ada garis yang dirasa kurang cocok, abaikan saja, buat lagi garis lain pada bidang kertas yang sama. Begitu seharusnya sehingga Anda berani menarik garis dengan tegas dan tebal. Gambarkan ide anda sebanyak mungkin, dapat berupa variasi produk, satu produk yang memiliki fungsi sama tetapi dengan bentuk yang berbeda, atau produk dengan bentuk yang sama dengan warna dan motif yang berbeda.

c. Pilih Ide Terbaik

Setelah anda menghasilkan bermacam ide serta menggambarkannya dengan sketsa, mulailah mempertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan, dan memungkinkan untuk dibuat.

d. Prototyping atau Membuat Studi Model

Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya, hanya digambarkan pada bidang datar. Namun, jika kerajinan yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya ataupun bukan material sesungguhnya.

e. Perencanaan Produksi

Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkah-langkah kerja dicatat secara jelas dan detail agar pelaksanaan produksi dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.

2. Tahap Produksi

Pada tahap produksi terdiri dari persiapan bahan/pembahanan, pembentukan, dan penyelesaian (finishing).

a. Persiapan Bahan

Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan atau material agar siap dibentuk.

b. Tahap Pembentukan

Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material, dan bentuk produk yang akan dibuat. Material kertas dibentuk dengan cara dipotong. Pemotongan bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan bilah-bilah papan atau dua batang bambu. Pembentukan besi dan rotan, selain dengan pemotongan, dapat menggunakan teknik pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengetokan.

c. Tahap Finishing

Tahap terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan sebagai Tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukkan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan antara lain penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau berubah warnaan agar produk yang dibuat lebih awet dan lebih menarik.

Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat, dan proses produksi yang digunakan pada tahap produksi. Proses pembahanan dan pembentukan material solid sering menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya. Maka dari itu, dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kacamata pelindung dan masker antidebu.

Proses pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernapasan, pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia. Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti, dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Tahap Pengemasan

Pengemasan memiliki tujuan, yaitu membuat produk menjadi awet dan tahan lama. Pengemasan melindungi produk agar tidak mengalami penurunan kualitas pada saat sampai kepada pembeli. Selain berfungsi sebagai pelindung, kemasan juga memiliki fungsi untuk kemudahan membawa serta pengiriman, memberikan informasi, dan menjadi daya tarik bagi calon pembeli. Pengemasan produk kerajinan selain menjaga kebersihan dan kualitas produk tetap baik, juga akan memudahkan dalam proses pengiriman produk. Pengemasan dapat bersifat satuan maupun bersifat kesatuan untuk satu set, satu paket, atau satu lusin, maupun satu kodi. Teknik pengemasan yang baik akan menjaga kualitas produk dalam pengiriman ke tempat tujuan.

Ada berbagai jenis kemasan yaitu sebagai berikut.

a. Kemasan Kertas

Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain, seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh, dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikasi dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas Kerajinan adalah sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembapan udara lingkungan.

b. Kemasan Kayu

Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia, dan secara tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk padat. Kayu adalah bahan baku dalam pembuatan palet, peti, atau kotak kayu.

c. Kemasan Plastik

Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah polietilena, polipropilena, poliester, nilon, dan vinil film. Jenis plastik yang banyak digunakan untuk berbagai tujuan (60% dari penjualan plastik yang ada di dunia) kemasan adalah polistirena, polipropilena, polivini klorida, dan akrilik.

Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simpel (sederhana), fungsional, dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung berkata, "Belilah saya". Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional, dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya.

Desain kemasan mempunyai lima prinsip fungsional, yaitu sebagai berikut.

a. Kemasan (packaging) memberi informasi. Pada kemasan ini harus disampaikan tentang jenis produk dan kegunaannya. Di sini kejujuran menjadi hal penting.

b. Kemasan secara fisik. Fungsinya sebagai pelindung produk dari benturan, gesekan, guncangan, entakan, dan lain-lain. Di sini kekuatan menjadi prinsip utama.

c. Kemasan yang nyaman dipakai. Maksudnya kemasan di sini memberikan rasa nyaman jika disentuh, permukaannya tidak melukai, lentur saat digenggam, mudah dibersihkan, mudah disimpan, dan stabil bila diletakkan. Kemasan yang dapat didaur ulang sangat diutamakan.

d. Kemasan yang mampu menampilkan citra produk dan segmentasi pasar pemakainya. Di sini melibatkan banyak unsur terutama yang berkaitan dengan imajinasi, selera, dan fantasi si pemakai. Kemasan di sini harus mampu menerjemahkan siapa pemakainya, status sosial, serta di mana dan seperti apa produk tersebut digunakan.

e. Kemasan yang berprinsip mendukung keselarasan lingkungan. Kemasan yang baik adalah yang mudah didaur ulang (recycle) ke produk baru, tidak terkontaminasi, serta bisa dilebur dan dibuat kembali ke produk (reuse) asal.

4. Tahap Pemasaran

Pemasaran langsung adalah promosi dan penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen tanpa melalui toko. Penjualan langsung merupakan hasil dari promosi langsung yang dilakukan oleh penjual terhadap pembeli. Pemasaran dapat dilakukan dengan promosi dan demo penggunaan produk kepada calon konsumen. Sistem penjualan langsung dapat berupa penjualan satu tingkat (single-level marketing) atau multitingkat (multi-level marketing). Penjualan satu tingkat merupakan cara yang paling sederhana untuk menjual produk secara langsung. Wirausahawan langsung memasarkan dan menjual produk secara langsung. Wirausahawan langsung memasarkan dan menjual kepada konsumen tanpa membutuhkan toko atau pramuniaga.

Pemasaran produk kerajinan dapat dilakukan dengan cara pemesanan. Konsumen dapat melihat langsung produk ataupun melalui gambar dari produk kerajinan, kemudian memesannya. Produsen kerajinan selain menjual produknya sendiri, dapat membentuk kelompok penjual yang akan memasarkan dan menjualkan produknya secara langsung kepada konsumen.

Posting Komentar untuk "Produksi Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Lokal Nonbenda"