Teknik-Teknik Dasar Pemeranan
Teknik merupakan cara, metode, dan strategi dalam melakukan suatu kegiatan dengan tepat dan baik. Teknik pemeranan adalah suatu cara dan metode untuk membawakan peran atau tokoh dengan penuh totalitas. Dalam memerankan tokoh, seseorang perlu mengoptimalkan keterampilan potensi pikir, perasaan, vokal, dan tubuhnya dalam membawakan peran dengan penuh penghayatan.
Teknik pemeranan terdiri dari beberapa unsur latihan berikut.
a. Olah Tubuh
Olah tubuh merupakan bagian ekspresi seni fisik yang berupa latihan atau pengolahan tubuh agar memiliki stamina yang kuat, kelenturan (keluwesan) tubuh, dan daya refleks atau fleksibilitas tubuh. Olah tubuh terdiri dari latihan berikut.
1) Stamina/Kekuatan Tubuh
Latihan kekuatan tubuh bertujuan agar fisik kuat dan pernapasan sehat. Contoh latihannya dengan berlari beberapa keliling sesuai dengan luas lapangan atau ruangan (kalau di dalam gedung). Adapun latihan pernapasan, dengan menghirup dan membuang udara pernapasan melalui hidung dengan dada, diafragma dan perut kembung kempis. Setelah itu, latihan dilanjutkan dengan aktivitas peregangan bagian otot tubuh.
2) Stretching/Peregangan
Peregangan merupakan latihan pada bagian otot-otot tubuh agar lentur dan memiliki daya gerak refleks. Latihannya dengan menggerakkan ke atas bawah, kanan kiri, putaran, keluar ke dalam anggota tubuh mulai dari mata, mulut, muka, leher, bahu, dada, pinggul, lengan, pergelangan tangan, jari tangan, paha, kaki, lutut kaki, betis, engkel kaki, dan tumit. Setelah melakukan peregangan latihan dilanjutkan dengan menjaga keseimbangan tubuh.
3) Keseimbangan Tubuh
Latihan keseimbangan tubuh tujuannya melatih kemampuan otak dalam menguasai tubuhnya. Tumpuan keseimbangan ini penekanan pada kekuatan kaki. Contoh latihannya dengan berdiri dua kaki, satu kaki, dengan posisi tangan bisa di pinggang atau lebah seperti terbang. Setelah melakukan latihan keseimbangan tubuh dilanjutkan pada olah suara.
b. Olah Suara
Olah suara merupakan latihan pengucapan suara dengan jelas serta nyaring Melalui teknik pernapasan dan pengucapan. Dengan olah suara diharapkan juga pemain memiliki artikulasi yang jelas, intonasi suara, dinamika suara, dan kekuatan suara yang sesuai.
1) Artikulasi
Artikulasi adalah kejelasan dalam pengucapan kata-kata agar dipahami pendengarnya. Latihannya dengan melakukan pengucapan kata-kata bersuara atau tidak bersuara dengan tempo yang berbeda-beda untuk membantu pengolahan suara melalui mulut dan bibir secara diulang dengan pernapasan yang teratur.
2) Intonasi
Intonasi suara adalah irama suara dengan penekanan mengucapkan kata-kata sehingga dihasilkan pengucapan yang tidak monoton. Contoh latihannya dengan mengucapkan sebuah kalimat atau dialog pendek dengan cara diulang dan melakukan tekanan pada salah satu kata yang dianggap penting.
3) Dinamika
Dinamika suara adalah cepat lambatnya pengucapan suara dari sebuah kalimat. Contoh latihannya dengan mengucapkan kalimat atau dialog pendek dengan tempo yang berbeda (cepat-sedang-lambat).
4) Power/Kekuatan
Kekuatan suara adalah keras lemahnya suara yang dihasilkan dari pengucapan suatu kata atau kalimat. Contoh latihannya dengan mengucapkan kalimat atau dialog pendek dengan cara diulang serta melakukan pengucapan dengan suara lembut dan keras tetapi tidak berteriak.
c. Olah Rasa/Sukma
Olah rasa adalah suatu proses latihan untuk mengasah kepekaan pancaindra dan perasaan. Contoh latihannya dengan menggali potensi dalam agar dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan emosi peran. Tujuan lain latihan olah rasa adalah membangun kejujuran rohani serta pembebasan rohani dari hal-hal yang mengikat dan membatasi. Dengan pembebasan tersebut diharapkan membantu sikap perasaan untuk melahirkan ide ide/ilham dan kreativitas pemeranan. Materi latihan olah rasa antara lain sebagai berikut.
1) Teknik Konsentrasi
Konsentrasi merupakan latihan ajaran tentang penguasaan/pengendalian diri atau pemusatan pikiran serta rohani kita terhadap apa yang akan dan sedang kita lakukan dalam waktu yang kita perlukan.
Latihan konsentrasi antara lain sebagai berikut.
a) Latihan mengosongkan pikiran.
b) Pemusatan pikiran pada suatu objek, misalnya lilin yang menyala, bunga, kursi, warna, bunyi, suara, kucing, dan harimau.
c) Pemusatan pikiran pada peristiwa tertentu secara khayal.
2) Pengindraan
Kemampuan peralatan tubuh dalam merespons atau bereaksi terhadap berbagai hal, terutama yang berhubungan dengan pancaindra yaitu penglihatan/visual (mata), penciuman (hidung), pendengaran (telinga), rasa/pengecapan (lidah), dan sentuhan/rabaan (tubuh). Seluruh kemampuan panca indra dalam hubungan olahraga senantiasa ditujukan untuk membangun kepekaan rasa yang nantinya hadir sebagai rangsangan emosi dalam teknik pemeranan.
3) Kepekaan Sukma/Rasa
Rasa/sukma adalah kekuatan dalam diri aktor yang kemudian ditampilkan kepada penonton melalui media-media, yaitu mimik, gesture (gerak-gerik tubuh), emosi suara (dialog), serta laku dramatik dan karakter/perwatakan. Dorongan perasaan tersebut diantaranya melalui latihan kepekaan emosi, seperti rasa sedih, takut, marah, gembira, dan benci.
4) Imajinasi
Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya khayal. Imajinasi dapat berupa hasil kepekaan ingatan emosi dari kehidupan sehari-hari, perumpamaan (metaforik) terhadap binatang, tumbuhan, unsur alam, atau hasil sebuah perenungan mendalam yang mampu menghadirkan khayalan positif. Latihan imajinasi misalnya dengan melakukan kegiatan keseharian, seolah-olah menirukan.
d. Ruang
Pengertian ruang dalam seni teater adalah tempat bermain peran (acting) dengan lingkup peralatan dan perlengkapan dekorasi yang dihadirkan di atas pentas. Tugas pemeran adalah mengisi dan menghidupkan ruang menjadi satu kesatuan utuh sehingga mendukung peran yang dibawakan. Teknik di dalam mengisi dan menghidupkan ruang bagi seorang pemeran adalah kemampuan merespon kepekaan blocking, moving, business, dan leveling terhadap ruang dan lawan main.
1) Blocking, adalah kedudukan tubuh atau posisi pemeran di atas panggung.
2) Moving, adalah pergerakan atau pindah tempat yang dilakukan oleh pemain di atas pentas.
3) Bussines atau bisnis, adalah aktivitas pemeran dalam mengatasi rasa bosan atau kejenuhan dengan mengisi waktu luang yang ada. Contoh-contoh business dalam bermain peran sangat bergantung pada peran yang dibawakan dengan daya dukung handprop yang memungkinkan, seperti memainkan topi, tongkat, dasi, alat musik, serta memakai dan membuka sepatu, baju, kaos kaki, dan lain-lain.
4) Leveling, dalam konteks seni peran adalah pengaturan tinggi rendah pemain dalam ruang pentas.
Posting Komentar untuk "Teknik-Teknik Dasar Pemeranan"