Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kehidupan Manusia dalam Ruang dan Waktu

Kehidupan Manusia dalam Ruang dan Waktu

Bisakah Anda menjelaskan tentang pengertian sejarah? Adakah keterkaitan antara manusia dan sejarah? Menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah merupakan berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa lampau. Adapun menurut Kuntowijoyo, sejarah merupakan ilmu tentang manusia, waktu, sesuatu yang mempunyai makna sosial, serta ilmu tentang sesuatu yang terperinci dan tertentu. Manusia dan sejarah memiliki suatu keterkaitan yang erat. Tanpa sejarah, eksistensi manusia sebagai makhluk hidup yang berpikir dan beraktivitas perlu ditanyakan. Begitu juga sebaliknya, tanpa manusia sejarah tidak akan pernah ada. Sejarah tidak akan pernah ada apabila manusia itu sendiri tidak ada. Manusialah yang menjadi objek dan subjek sejarah. Sejarah hadir karena bercerita tentang aktivitas manusia dan disajikan oleh manusia.

1. Manusia

Dalam peristiwa sejarah, manusia berperan penting. Oleh karena itu, dalam mempelajari sejarah kita mempelajari sejarah manusia, bukan sejarah alam atau hewan. Manusia sejarah merupakan makhluk sosial sehingga manusia membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan kerja sama antarmanusia dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing inilah yang kemudian melahirkan peristiwa-peristiwa penting dan unik. Peristiwa yang oleh manusia setelahnya disebut sebagai sejarah. Manusia tidak dapat dipisahkan dari sejarah. Manusia adalah objek dan sekaligus subjek sejarah. Pada satu sisi, sejarah menceritakan tentang kisah kehidupan manusia pada masa lalu, sedangkan pada sisi yang lain kisah kehidupan manusia pada masa lalu dibuat oleh manusia.

2. Konsep Ruang dan Waktu

Amatilah orang-orang yang ada di sekitar Anda! Tempat Anda berada saat iní dinamakan ruang. Jika Anda berada di perpustakaan, berarti Anda berada di ruang perpustakaan. Jika Anda berada di kelas, berarti Anda berada di ruang kelas. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa alam, peristiwa sosial, dan peristiwa sejarah dalam proses perjalanan waktu. Ruang tidak bisa dipisahkan dari tempat, area, kawasan, dan keberadaan, Dalam sejarah, Konsep ruang berkaitan dengan aspek geografis atau tempat terjadinya peristiwa. Keberadaan unsur ruang akan mempermudah pemahaman tentang suatu peristiwa.

Secara denotatif waktu dapat diartikan sebagai satu kesatuan, seperti detik, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan abad. Waktu dapat dipahami sebagai sebuah kesempatan atau peluang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, dan keadaan berada atau berlangsung. Konsep waktu dalam sejarah erat kaitannya dengan peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.

Ruang dan waktu merupakan panggung kehidupan manusia. Manusia hidup dalam ruang dan waktu. Ruang dapat diartikan sebagai tempat terjadinya sesuatu dan waktu merupakan kapan peristiwa di tempat tersebut terjadi. Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia tidak dapat dilepaskan dari dimensi ruang dan waktu. Kita lahir dan besar di suatu ruang (kota) dan waktu (hari, bulan, dan tahun). Kita makan dan tidur juga terjadi di ruang yang dikuti waktu. Kita belajar pun berlangsung di suatu ruang yang diiringi waktu.

Sejarah membahas kehidupan manusia pada ruang dan waktu tertentu. Sebagai contoh, pada waktu kita membicarakan peristiwa Bandung Lautan Api, sejarah akan mempertanyakan di mana dan kapan peristiwa tersebut berlangsung. Setelah pertanyaan tersebut terjawab, barulah aspek yang lainnya dalam peristiwa tersebut dibahas.

Konsep waktu dalam sejarah memiliki empat aspek sebagai berikut.

a. Perubahan

Perubahan merupakan sebuah keadaan pada waktu terjadi pergeseran dari satu kondisi ke kondisi lain, misalnya pétani mengerjakan sawah. Pada tahap awal petani menggunakan cangkul untuk mengolah sawah. Untuk mengolah sawah yang luas butuh tenaga yang banyak dan ekstra, kemudian petani menggunakan kerbau atau sapi untuk membajak. Seiring dengan perkembangan teknologi, petani menggunakan traktor untuk membajak sawah. Itulah perubahan, masyarakat menggunakan sarana dari yang sederhana ke sarana yang lebih kompleks.

b. Perkembangan

Perkembangan terjadi apabila masyarakat mengalami pergerakan berturut-turut dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dengan kondisi tersebut akan menyebabkan masyarakat berkembang dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.

c. Pengulangan

Pengulangan terjadi apabila peristiwa saat ini memiliki pola sama dengan peristiwa pada masa lalu. Sejarah tidak dapat terulang lagi, yang bisa terulang adalah pola, bukan peristiwanya. Sejarah dapat terulang pada pola yang sama, tetapi dalam waktu yang berbeda, misalnya peristiwa demonstrasi mahasiswa tahun 1966 dan tahun 1998. Pada tahun 1966, mahasiswa melakukan demonstrasi yang mengakibatkan jatuhnya pemerintahan Presiden Soekarno. Peristiwa yang sama terulang lagi pada tahun 1998, pada waktu demonstrasi mahasiswa yang mengakibatkan pengunduran diri Presiden Soeharto.

d. Kesinambungan

Kesinambungan terjadi apabila suatu masyarakat masih menjalankan pola atau kebiasaan lama, contohnya perkebunan teh di Indonesia pada masa kini merupakan kesinambungan perkebunan teh pada masa kolonial Belanda.

Peristiwa pada masa lampau tidak pernah terputus dari rangkaian kejadian masa kini dan masa depan. Oleh karena itu, waktu dalam perjalanan sejarah merupakan kontinuitas (kesinambungan). Waktu merupakan proses bergerak menurut garis lurus, waktu bergerak terus dari awal menuju ke masa depan. Dalam ilmu sejarah, waktu menghasilkan pembagian waktu, yaitu periode, zaman, dan babakan waktu atau masa.

Untuk membagi peristiwa sejarah dalam dimensi temporal sangat dibutuhkan pemahaman tentang konsep ruang dan waktu. Oleh karena itu, dalam sejarah dikenal istilah periodisasi atau pembabakan waktu. Periodisasi disusun agar batasan waktu dalam peristiwa sejarah menjadi jelas.

Dalam buku yang berjudul Penjelasan Sejarah, Kuntowijoyo membagi sejarah Indonesia menjadi tiga periode. Tiga periode tersebut adalah zaman praaksara, zaman Hindu-Buddha, dan zaman modern. Adanya periodisasi dalam sejarah menunjukkan bahwa sejarah dapat dikenal menurut zaman-zaman tertentu dengan pola-pola tertentu berdasarkan golongan fakta sejarah, struktur masyarakat, dan jiwa tertentu dalam kebudayaannya.

3. Aktivitas Manusia dalam Ruang dan Waktu

Aktivitas manusia, seperti makan, tidur, bekerja, dan belajar berada di suatu tempat dalam suatu waktu. Pada pagi hari, pelajar pergi belajar ke sekolah, para petani bekerja di sawah atau ladang, dan para pegawai pergi bekerja ke kantor. Aktivitasnya adalah belajar dan bekerja, ruangnya adalah sekolah, sawah atau ladang, dan kantor, waktunya di pagi hari.

Apabila dikaitkan dengan sejarah, aspek manusia, ruang, dan waktu menjadi sangat penting. Dalam sejarah, manusia adalah pelaku peristiwa sejarah, ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa sejarah, sedangkan waktu merupakan kapan peristiwa sejarah tersebut terjadi. Dalam aspek manusia, yang termasuk peristiwa sejarah adalah peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas manusia dan memiliki pengaruh terhadap kehidupan orang banyak. Dalam aspek ruang yaitu tempat terjadinya peristiwa tersebut. Adapun dalam aspek waktu yaitu peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Menurut Woolever dan Scoot, seperti yang dikutip dari Muhammad Arif, sejarah merupakan suatu kajian tentang aktivitas manusia pada masa lampau, baik dalam bidang politik, militer, sosial, agama, ilmu pengetahuan, maupun hasil kreativitas seni. Apabila definisi tersebut dicermati, sejarah ditempatkan sebagai kajian aktivitas manusia di masa lalu, di suatu tempat, dan memiliki pengaruh terhadap orang banyak. Hal tersebut menegaskan bahwa suatu peristiwa sejarah terjadi pada ruang dan waktu tertentu. Itulah mengapa setiap peristiwa sejarah memiliki keunikan sendiri-sendiri yang membedakan dengan peristiwa sejarah lainnya. Dilihat dari alur waktu secara kronologis, peristiwa sejarah selalu menampakkan adanya perubahan dan kesinambungan sekaligus.

Posting Komentar untuk "Kehidupan Manusia dalam Ruang dan Waktu"