Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kehidupan Manusia dalam Perubahan dan Keberlanjutan

Kehidupan Manusia dalam Perubahan dan Keberlanjutan

1. Konsep Perubahan dan Keberlanjutan

Perubahan dapat dikatakan sebagai gejala yang biasa terjadi dalam setiap masyarakat manusia. Cepat atau lambat, manusia atau masyarakat akan mengalami perubahan. Perubahan dalam masyarakat akan terus berlangsung seiring dengan perjalanan waktu. Kehidupan manusia tidak statis. Mulai dari lahir sampai tumbuh adalah salah satu bukti bahwa manusia selalu mengalami perubahan.

Selain perubahan fisik, dari waktu dilahirkan hingga sekarang, pengalaman juga setiap waktu berubah. Masih ingkatkah Anda pada waktu belajar membaca saat duduk di sekolah dasar, kemudian meningkat ke tingkat selanjutnya dengan materi pelajaran yang lebih lanjut juga? Perubahan tersebut kemudian berkelanjutan (kontinuitas) tanpa terputus hingga sekarang. Apabila dikaitkan dengan peristiwa sejarah, kita harus menyadari bahwa rangkaian peristiwa sejarah sejak adanya manusia sampai sekarang adalah peristiwa yang berkelanjutan atau berkesinambungan.

Kehidupan manusia selalu berubah dan berkelanjutan seiring berjalannya waktu. Mempelajari peristiwa sejarah akan selalu terkait dengan waktu yang terus bergerak dari masa sebelumnya ke masa berikutnya serta melahirkan peristiwa-peristiwa baru yang saling terkait sehingga perjalanan sejarah tidak pernah berhenti. Semua bidang kehidupan terus berjalan seiring dengan pergerakan waktu dari masa lalu menuju masa kini dan masa yang akan datang. Selama itulah perubahan dan kesinambungan akan terus terjadi sehingga setiap peristiwa sejarah tidak terpisahkan dengan peristiwa sejarah lainnya. Mempelajari sejarah bukan berarti mempelajari sesuatu yang sia-sia pada masa lampau, melainkan mempelajari sesuatu yang dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak di masa sekarang dan yang akan datang.

Selain mengalami perubahan, manusia juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan dari perubahan. Secara umum, konsep keberlanjutan berkaitan dengan perkembangan. Keberlanjutan merupakan perwujudan dari suatu proses perkembangan aspek kehidupan masyarakat yang terus berlanjut meskipun situasi dan kondisi berubah. Kehidupan manusia di tengah-tengah masyarakat akan senantiasa mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor intern, faktor ekstern, dan faktor penghambat.

Berikut faktor yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat.

a. Faktor Intern

Ada beberapa faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan (revolusi) dalam masyarakat.

1) Perubahan Penduduk

Perubahan penduduk berarti bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu masyarakat. Hal itu bisa disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian, tetapi juga bisa karena adanya perpindahan penduduk, baik transmigrasi maupun urbanisasi. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke daerah atau pulau yang jarang penduduknya, contohnya penduduk di Pulau Jawa pindah ke Pulau Kalimantan. Adapun urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau. Pada umumnya urbanisasi bersifat menetap sehingga dapat memengaruhi jumlah penduduk kota yang dituju ataupun jumlah penduduk desa yang ditinggalkan. Transmnigrasi dan urbanisasi dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk daerah yang dituju, serta berkurangnya jumlah penduduk daerah yang ditinggalkan. Akibatnya terjadi perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya berbagai profesi dan kelas sosial. Sebagai contoh, akibat kepadatan penduduk yang ada di Pulau Jawa, pemerintah kolonial mengadakan program transmigrasi ke daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Program tersebut dilaksanakan seiring dengan pemberlakuan politik etis. Akibat dari kebijakan pemerintah kolonial tersebut terjadi perubahan dalam pola perilaku masyarakat untuk menyesuaikan lingkungannya yang baru.

2) Penemuan-Penemuan Baru

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks. Oleh karena itu, berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.

Berbagai penemuan baru memiliki peran yang penting dalam proses perubahan sosial masyarakat. Adanya pendidikan formal yang maju, masyarakat dapat berpikir secara ilmiah dan objektif. Dalam perkembangan selanjutnya sebagian masyarakat mampu berinovasi. Inovasi adalah suatu penemuan unsur kebudayaan baru yang disebarkan kepada masyarakat, selanjutnya diterima, dipelajari, dan akhirnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penemuan baru yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu discovery dan invention.

Discovery yaitu penemuan baru suatu unsur kebudayaan baru, baik berupa alat maupun ide baru yang diciptakan oleh individu atau rangkaian ciptaan individu dalam masyarakat. Adapun pengertian invention yaitu penemuan suatu unsur kebudayaan baru yang sudah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat. Proses discovery dapat berkembang menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan suatu penemuan baru dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai konsep discovery, invention, dan inovasi.

a) Ralph Linton, mengartikan discovery sebagai penemuan yang bersifat penambahan pada pengetahuan, dan invention sebagai penerapan dari pengetahuan tersebut.

b) Harison, menjelaskan discovery sebagai penemuan benda atau material baru dan bersifat dasar, artinya belum jadi karena belum memiliki bentuk. Adapun invention sebagai penemuan benda atau barang yang masih sederhana, tetapi sudah mempunyai konstruksi dan bentuk tertentu, seperti penemuan kapak tangan buatan masyarakat yang berkebudayaan praaksara.

c) Dixon, menyampaikan pengertian discovery dan invention secara lebih luas. Menurutnya, baik discovery maupun invention dapat menimbulkan hasil yang bersifat materiel ataupun nonmateriel. Dalam hal ini Dixon membedakan antara discovery dan invention dari sisi motivasi serta tujuan yang menunjukkan adanya faktor-faktor yang memengaruhi inovasi, yaitu faktor kesempatan, pengamatan, penilaian, kebutuhan, dan keinginan.

d) Hobart Barnet, memandang inovasi sebagai rekombinasi dari ide-ide yang ada sebelumnya, kemudian membentuk ide baru. Atau dengan kata lain, inovasi adalah konfigurasi mental yang ada pada individu tertentu.

e) Parsudi Suparlan, menyatakan bahwa discovery adalah suatu penemuan baru yang berupa persepsi mengenai hakikat suatu gejala atau hakikat mengenai hubungan antara dua gejala atau lebih. Adapun invention adalah ciptaan baru yang berupa benda atau pengetahuan yang diperoleh melalui proses penciptaan yang didasarkan atas kombinasi dari pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda atau lainnya.

Ada beberapa faktor yang mendorong individu-individu untuk mencari penemuan-penemuan baru antara lain sebagai berikut.

a) Kesadaran dari orang perorangan akan kekurangan dalam kebudayaan.
b) Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
c) Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.

3) Konflik dalam Masyarakat

Suatu konflik (pertentangan) yang kemudian disadari dapat memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, biasanya terbentuk keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik, contohnya konflik antarteman di sekolah. Konflik dapat mengubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya jadi murung, pendiam, dan tidak mau bergaul. Namun, apabila orang-orang yang terlibat konflik sadar akan hal itu, dengan sendirinya mereka akan berusaha untuk memperbaiki keadaan itu agar lebih baik dari sebelumnya.

Pertentangan mengenai nilai, norma, politik, dan lainnya dalam masyarakat dapat menimbulkan perubahan yang luas. Dalam konteks sejarah, perubahan seperti itu dapat dicontohkan dalam pertentangan antara kelompok konservatif dan kelompok liberal di parlemen Belanda pada masa kolonial. Pada masa itu pertentangan dapat dimenangkan oleh kelompok liberal. Akhirnya kemenangan tersebut berdampak pada perubahan sosial budaya masyarakat Indonesia. Kelompok liberal menuntut penghapusan sistem tanam paksa di lndonesia, mendorong masuknya modal swasta di Indonesia, dan diterapkannya politik etis yang menimbulkan berbagai perubahan dalam struktur masyarakat Indonesia.

4) Pemberontakan (Revolusi) dalam Masyarakat

Revolusi di Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional. Hal itu dikuti dengan berbagai perubahan mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor penyebab perubahan yang berasal dari luar masyarakat. Adapun faktor ekstern penyebab perubahan dalam masyarakat, antara lain perubahan lingkungan fisik dan pengaruh kebudayaan asing.

1) Perubahan Lingkungan Fisik

Kondisi lingkungan fisik berpotensi menyebabkan terjadinya perubahan, seperti adanya bencana alam (gempa, banjir, gunung meletus, serta tsunami) memungkinkan masyarakat meninggalkan daerah asalnya dan berpindah ke permukiman yang baru. Adanya letusan Gunung Sinabung sepanjang tahun 2015 di Kabupaten Karo, Sumatra Utara menyebabkan sebagian besar penduduk yang tinggal di lereng Gunung Sinabung meninggalkan permukiman lama dan mendirikan permukiman yang baru. Mereka mulai dari awal dan mereka juga harus menyusun ulang lembaga-lembaga masyarakat. Dengan demikian, penduduk yang ada di sekitar wilayah bencana mengalami perubahan.

2) Pengaruh Kebudayaan Asing

Adanya hubungan antara dua kebudayaan akan menimbulkan pengaruh timbal balik. Kebudayaan baru yang masuk akan memengaruhi perkembangan kebudayaan masyarakat. Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing oleh masyarakat akan menghasilkan akulturasi. Akulturasi yaitu perpaduan antardua kebudayaan atau lebih yang berbeda-beda serta berlangsung secara damai dan serasi. Terjadinya akulturasi tersebut merupakan salah satu ciri perubahan sosial suatu masyarakat.

Adanya kebudayaan Hindu-Budcha dan Islam yang masuk ke Indonesia memberi pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan kebudayaan Indonesia. Masyarakat Indonesia menjadi mengenal berbagai bentuk bangunan, baik yang bercorak Hindu-Buddha maupun yang bercorak Islam. Bangunan candi merupakan bentuk pengaruh budaya Hindu-Buddha dan bangunan masjid menunjukkan pengaruh budaya Islam. Pengaruh Hindu-Buddha dan Islam selain dalam bentuk bangunan juga pada bidang yang lain, seperti sastra, kesenian, dan tradisi.

c. Faktor Penghambat Perubahan

Berikut beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan.

1) Kurang Berhubungan dengan Masyarakat Lain

Masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil. Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.

2) Perkembangan lImu Pengetahuan yang Terlambat

Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan oleh masyarakat tersebut berada di wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri, atau lama dikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.

3) Sikap Masyarakat yang Sangat Tradisional

Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan. Keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.

4. Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam Kuat

Kelompok-kelompok yang mendapatkan keuntungan atas kedudukannya dalam masyarakat akan cenderung mempertahankan keadaan dan kedudukannya. Mereka akan terus memelihara kondisi yang sudah ada dan enggan melakukan perubahan.

5) Rasa Takut Akan Terjadi Kegoyahan pada Integrasi Sosial yang Telah Ada

Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat. Kekhawatiran ini menyebabkan perubahan urung dilakukan.

6) Prasangka pada Hal-Hal Baru atau Asing (Sikap Tertutup)

Prasangka seperti ini umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing. Mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah. Umumnya unsur-unsur baru yang masuk berasal dari dunia Barat.

7) Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis

Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu lama dapat terancam oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.

8) Adat Istiadat (Kebiasaan)

Adat istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola perilaku tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, akan muncul krisis adat atau kebiasaan yang mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah, dan cara berpakaian.

2. Kehidupan Manusia dalam Perubahan Berkelanjutan

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari perubahan. Setiap perubahan yang dialami manusia terus berkelanjutan dan menghasilkan perubahan-perubahan. Konsep perubahan telah menjadi bagian dari ilmu sejarah. Kondisi tersebut terjadi karena pada hakikatnya sejarah menunjukkan perubahan. Perubahan yang terjadi pada masa kini memiliki keterkaitan dengan perubahan pada masa lalu dan masa depan. Oleh karena itu, perubahan yang dilalui manusia dapat berlangsung secara berkelanjutan. Dengan melalui perubahan berkelanjutan, manusia akan semakin dewasa dan bijak dalam menghadapi setiap permasalahan. Perubahan yang dialami manusia dalam kehidupan bermasyarakat dapat disebut perubahan sosial. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat memiliki sifat keberlanjutan, artinya perubahan tersebut tidak terhenti pada satu titik, tetapi akan terus berlanjut ke tahap perubahan lainnya. Perubahan sosial merupakan bagian perubahan kebudayaan. Perubahan tersebut mencakup semua unsur kebudayaan, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan organisasi sosial.

Posting Komentar untuk "Kehidupan Manusia dalam Perubahan dan Keberlanjutan"