Unsur-Unsur Musik Tradisional
Musik tradisional di wilayah Nusantara masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan karakteristik musik tradisional tersebut terletak pada pola dan irama. Selain itu, juga instrumen musik dan bahasa yang digunakan. Perbedaan tersebut menjadikan musik tradisional memiliki makna yang berbeda di setiap daerah. Sebagian besar musik tradisional digunakan untuk mengiringi lagu daerah (musik vokal), tetapi juga ada yang berupa permainan instrumen musik (instrumental).
Sebagaimana cabang seni yang lain, musik sarat dengan simbol-simbol tertentu yang berhubungan erat dengan makna tertentu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Simbol tersebut tampak pada karakter bunyi yang dihasilkan oleh instrumen-instrumen tersebut (musikal) dan vokal/suara manusia. Secara musikal, simbol-simbol musik tampak pada elemen-elemen di dalamnya, seperti tinggi rendahnya nada, ritme, dinamika, atau tempo. Sebagaimana unsur-unsur dasar musik dan unsur ekspresi musik yang dijelaskan berikut.
1. Unsur Dasar Musik
a. Nada
Nada adalah bunyi yang frekuensinya tetap, sedangkan frekuensi adalah jumlah getaran per detik. Semakin banyak frekuensi bunyi, semakin tinggi nadanya, dan sebaliknya. Kuat lemahnya nada ditentukan oleh lebar getaran atau amplitudo. Semakin lebar amplitudonya, semakin keras suaranya. Timbre atau warna nada ditentukan oleh instrumen, sumber bunyi, dan cara memainkannya.
Stemfluit ditiup dan stemvork atau garputala (diketukkan) adalah alat sebagai pedoman untuk menalar atau menyetem nada. Nada dan not perlu dibedakan. Nada lebih bersifat audio (yang terdengar). Letaknya dapat berubah menurut tangga nada atau kunci yang digunakan. Sering diwujudkan dalam not angka. Not angka cocok digunakan sebagai notasi musik vokal. Adapun not bersifat visual (yang terlihat), nama dan letaknya pada paranada tetap (mutlak) meskipun tangga nadanya berubah, kecuali jika kuncinya berubah. Not paranada cocok digunakan untuk notasi musik instrumen.
Sebuah paranada terdiri dari tanda kunci, garis, spasi, garis dan spasi bantu, garis birama, serta garis penutup. Paranada G untuk menotasikan not-not bernada tinggi, sedangkan paranada F untuk not rendah.
Nada pokok adalah nada atau not asli yang dikenai tanda kromatik. Ada beberapa tanda kromatik, yaitu sebagai berikut.
1) Kres : untuk menaikkan not setengah nada.
2) Mol : untuk menurunkan not setengah nada.
3) Pugar : untuk mengembalikan not yang telah dikres atau di mol ke not asal.
Instrumen musik yang menggunakan sistem papan nada disebut keyboard, misalnya organ, piano, melodeon, xilofon, dan sebagainya.
b. Tangga Nada
Tangga nada adalah sistem susunan nada dengan pola tertentu. Ada dua tangga nada, yaitu tangga nada diatonik yang menggunakan tujuh nada dan pentatonik yang menggunakan lima nada. Tangga nada diatonik dibagi menjadi tangga nada minor dan mayor. Tangga nada minor lebih banyak digunakan pada lagu-lagu yang berkesan sedih, sedangkan mayor pada lagu yang bersuasana riang. Tangga nada pentatonik dibagi menjadi tanda nada pelog, salendro/slendro, dan madenda.
c. Harmoni
Harmoni adalah komposisi berbagai bunyi atau melodi yang mengiringi melodi utama. Harmoni sederhana adalah akor. Akor adalah tiga nada/not atau lebih yang masing-masing berjarak tert (interval berseling 1 nada) untuk mengharmonisasi atau mengiringi melodi/lagu. Interval adalah jarak antara dua buah not.
d. Melodi
Melodi adalah susunan nada yang diatur tinggi rendahnya, pola dan harga nada sehingga menjadi kalimat lagu. Melodi adalah garis musik dan nada tunggal yang dimainkan secara berturut, atau pitches yang memiliki susunan atau kelompok. Karakteristik nada meliputi jangkauan (rentang), bentuk, dan gerakan.
1) Jangkauan (Rentang)
Rentang atau kisaran pitch nada adalah jarak antara nada rendah dan tinggi. Penyanyi mengacu pada scale pitches artinya fokus pada aransemen yang berada dalam kisaran rendah, menengah, atau tinggi.
2) Bentuk
Bentuk garis melodi mengacu pada garis geometris literal yang dapat dilakukan jika mendaki skala mengambil bentuk ke atas, sementara frasa yang turun berbentuk dalam gerakan ke bawah.
3) Gerakan
Gerakan dapat berupa diperbantukan atau terpisah. Ketika melodi bergerak bertahap dan terhubung, gerakan ini disebut diperbantukan. Melodi yang melompat tidak ada hubungan alami atau aliran dikatakan terpisah.
e. Ritme
Irama (ritme) adalah perulangan bunyi-bunyian menurut pola tertentu dalam sebuah lagu. Perulangan bunyi ini menimbulkan keindahan dan enak untuk didengar.
2. Unsur Ekspresi Musik
Unsur ekspresi musik adalah sebagai berikut.
a. Tempo
Tempo adalah ukuran kecepatan dalam birama lagu. Tempo menentukan ekspresi lagu. Tanda tempo ditulis pada awal lagu dan awal bagian lagu yang berubah temponya (jika ada). Alat untuk mengukur tempo disebut metronom. Ada dua jenis tempo, yaitu tempo tetap dan tempo bergerak. Tempo bergerak berubah mengikuti ekspresi lagu. Tandanya ditulis pada bagian lagu atau karya musik yang dimaksud. Ada tiga tempo bergerak, yaitu sebagai berikut.
1) Accelerando : tempo semakin cepat.
2) Ritardando : tempo semakin lambat.
3) Fermata : durasi not atau tanda diam diperpanjang karena pulsa ditahan sejenak, sesuai kehendak konduktor.
b. Dinamik
Dinamik adalah keras lirihnya lagu menurut ukuran intensitas tertentu. Dinamik menentukan ekspresi lagu, tandanya ditulis di atas bagian lagu yang dimaksud.
Berikut jenis tanda tingkat dinamik.
1) Pianissimo : sangat lirih
2) Piano : lirih
3) Mezzo piano : agak lirih
4) Mezzo forte : agak keras
5) Forte : keras
6) Fortissimo : sangat keras
Dinamik bergerak adalah dinamik yang berubah mengikuti ekspresi lagu. Tandanya sebagai berikut.
1) Kresendo : suara semakin keras.
2) Deskresendo : suara semakin lirih.
3) Calando : berkurang volume suara dan kecepatan.
4) Subito p atau f : tiba-tiba lirih atau keras.
Simbol musik dapat juga dilihat dari aspek nonmusiknya, misalnya pada instrumen musik terdapat bentuk, bahan, pembuat instrumen, warna, dan ornamen-ornamen yang tampak pada instrumen tersebut.
Posting Komentar untuk "Unsur-Unsur Musik Tradisional"