Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian dan Cara Menyusun Naskah Lakon

Pengertian dan Cara Menyusun Naskah Lakon
Pengertian dan Cara Menyusun Naskah Lakon

Pengertian Naskah Lakon

Naskah lakon adalah lakon dan cerita yang akan dipentaskan dalam sebuah teater. Naskah lakon dibuat dengan tujuan dipentaskan di atas panggung. Bentuknya berupa cakapan atau dialog dengan bahasa lisan yang komunikatif.

Lakon ditulis oleh seorang penulis naskah lakon berdasarkan apa yang dilihat, dialami, dan dibaca atau diceritakan. Penulis kemudian menyusun rangkaian kejadian hingga mencapai puncaknya dan menemukan penyelesaian cerita.

Naskah lakon yang ditulis sebagai dasar untuk memproduksi film atau program televisi disebut skenario. Skenario merupakan bentuk tertulis dari gagasan atau ide yang menyangkut penggabungan antara gambar dan suara, dimaksudkan sebagai pedoman dalam pembuatan film, sinetron, atau program televisi.

Naskah lakon dapat ditulis berdasarkan cerita atau dongeng yang bersifat kedaerahan atau cerita tradisional. Adapun dongeng atau cerita tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Si Pitung (Betawi)
2. Jaka Tarub (Jawa Tengah)
3. Ande-Ande Lumut (Jawa Tengah)
4. Calon Arang (Bali)
5. Prabu Menak Jingga (Jawa Timur)
6. Rara Jonggrang (Jawa Tengah)
7. Legenda Batu Bangkai (Kalimantan Selatan)
8. Ken Arok dan Ken Dedes (Jawa Timur)
9. Tajau Kuyang (Kalimantan Timur)

Unsur-Unsur Naskah Lakon

Naskah delapan sebagaimana karya sastra lain pada dasarnya mempunyai struktur yang jelas, yaitu tema, plot, setting, dan tokoh. Akan tetapi, naskah lakon yang khusus dipersiapkan untuk dipentaskan mempunyai struktur lain yang spesifik. Unsur-unsur lakon teater sebagai berikut.

1. Tema Cerita

Agar cerita menarik perlu dipilih topik, sebagai contoh tema masalah keluarga, misalnya topik pilih kasih.

2. Amanat

Sebuah sajian drama yang menarik dan bermutu memiliki pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton.

3. Plot

Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Plot adalah jalan cerita drama. Plot berkembang secara bertahap yaitu sebagai berikut.

a. Eksposisi, tahap ini disebut tahap pergerakan tokoh.
b. Konflik, dalam tahap ini mulai ada kejadian.
c. Komplikasi, kejadian mulai menimbulkan konflik persoalan yang kait mengait tetapi masih menimbulkan tanda tanya.
d. Krisis, dalam tahap ini berbagai konflik sampai pada puncaknya.
e. Resolusi, dalam tahap ini dilakukan penyelesaian konflik.
f. Keputusan, yang merupakan akhir cerita.

4. Karakter

Karakter atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam drama. Ada tokoh berwatak sabar, ramah, dan suka menolong, sebaliknya bisa saja tokoh berwatak jahat ataupun bisa juga tokoh berdialek suku tertentu.

5. Dialog

Jalan cerita lakon diwujudkan melalui dialog dan gerak yang dilakukan para pemain. Dialog-dialog yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang diperankan dan dapat menghidupkan plot lakon.

6. Setting

Setting adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu adegan. Oleh karena semua adegan dilaksanakan di panggung, panggung harus bisa menggambarkan setting yang dikehendaki. Penataan panggung harus mengesankan waktu dan menggambarkan suasana.

7. Interpretasi

Apa yang dipertontonkan ceritanya harus logis, dengan kata lain lakon yang dipentaskan harus terasa wajar, bahkan harus diupayakan menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

Menyusun Naskah Lakon

1. Membuat Naskah Lakon

Dalam penyusunan naskah lakon terdiri dari prolog dialog petunjuk pengarang dan epilog.

a. Prolog

Prolog adalah bagian awal naskah lakon. Prolog berisi satu atau beberapa keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan.

b. Dialog

Dialog adalah bagian naskah lakon yang berupa percakapan antara satu tokoh dan tokoh lainnya. Bagian ini terdiri dari nama tokoh-tokoh dan percakapannya.

c. Petunjuk Pengarang

Petunjuk pengarang adalah bagian naskah lakon yang memberi penjelasan kepada kru pementasan seperti sutradara, pemeran, dan penata artistik mengenai keadaan, suasana, peristiwa atau perbuatan, dan sifat tokoh dalam drama. Biasanya petunjuk pengarang ditempatkan di dalam tanda kurung atau dicetak miring.

d. Epilog

Epilog adalah bagian akhir pada naskah lakon, biasanya berisi kesimpulan pengarang mengenai cerita yang disertai nasehat atau pesan.

2. Menyusun Alur Cerita

Alur cerita atau plot adalah rangkaian peristiwa yang saling berhubungan satu sama lain. Mendeskripsikan alur cerita berarti kita telah membuat kerangka cerita. Jadi, sebelum membuat naskah lakon terlebih dahulu membuat deskripsi struktur plot. Langkah-langkah menyusun alur atau plot yaitu sebagai berikut.

a. Pelukisan Awal Cerita

Pelukisan awal cerita merupakan struktur paling awal dalam pembuatan skenario yaitu pengenalan tokoh-tokoh yang dilengkapi dengan watak masing-masing (eksposisi). Struktur ini menyebutkan tokoh yang menjadi protagonis, antagonis, dan tritagonis. Tokoh antagonis biasanya memiliki sifat yang bertentangan dengan tokoh protagonis. Adapun tokoh tritagonis dibuat memiliki sifat yang dapat mendukung terjadinya pertikaian.

b. Pertikaian Awal

Tahap pertikaian awal dimulai dari bertemunya tokoh protagonis dan antagonis sehingga terjadi pertikaian (komplikasi). Pertikaian terjadi karena kedua tokoh memiliki kepentingan yang sama. Sementara itu, tokoh tritagonis menambah pertikaian semakin berkembang karena sifatnya yang suka memfitnah, mengadu domba, dan mencari-cari kesalahan orang lain.

c. Puncak Masalah

Puncak masalah merupakan puncak pertikaian antara tokoh protagonis dan antagonis (klimaks). Pada tahap ini semua sifat yang dimiliki tokoh dikeluarkan, tokoh protagonis sebagai orang penyabar dan pemaaf tetap bersabar dan memaafkan walaupun selalu mendapatkan tekanan-tekanan dari antagonis yang pemarah dan pendendam. Tokoh antagonis mengeluarkan segala sifatnya untuk menekan tokoh protagonis bahkan sampai pada penganiayaan atau bahkan pembunuhan.

d. Penyelesaian

Pada tahap penyelesaian ini terjadi penurunan pertikaian (resolusi). Tokoh protagonis akhirnya dapat menyadarkan tokoh antagonis. Setelah perbuatan-perbuatan tokoh tritagonis diketahui, akhirnya tokoh antagonis menyadari kesalahannya karena mendapatkan pengaruh buruk dari tokoh tritagonis.

e. Keputusan

Tahap akhir cerita merupakan keputusan tentang nasi para tokoh dalam cerita (katastrofe). Cerita dapat diakhiri sesuai dengan keinginan pengarang. Dalam keputusan dapat diambil antara tokoh protagonis dan antagonis saling bersahabat, kemudian tokoh tritagonis meninggalkan mereka. Kadang ada juga dalam cerita berakhir dengan mengambang, semua keputusan diserahkan kepada penonton.

Posting Komentar untuk "Pengertian dan Cara Menyusun Naskah Lakon"